Selasa, 19 November 2013

Aplikasi Teori Kultivasi Pada Realitas Kehidupan

Efek tayangan televisi, seperti yang dilakukan oleh Leonard Eron dan Rowell Huesman mengenai efek jangka panjang dari televisi dengan memfokuskan risetnya pada anak-anak yang tumbuh dari 8-22 tahun. Tontonan yang dinikmati pada 8 tahun akan mendorong kriminal pada usia 30 tahun. Sedangkan pernyataan dari Journal of Youth and Adolescence, memuat bahwa bentuk kegemaran, tema-tema antagonis, dan sosok keperkasaan para lelaki yang menginspirasikan musik heavy metal, ternyata sangat digandrungi remaja lelaki yang berprestasi rendah dan tidak mampu belajar dengan baik di sekolah.
 

Teori Kultivasi

Cultivation adalah penanaman. Jadi Cultivation Theory atau Teori Kultivasi adalah sebuah teori dalam konteks keterkaitan media massa dengan penanaman terhadap suatu nilai yang akan berpengaruh pada sikap dan perilaku khalayak, atau bisa disebut salah satu teori dalam komunikasi massa yang mencoba menjelaskan keterkaitan antara media komunikasi (dalam hal ini televisi) dengan tindak kekerasan.

Minggu, 10 November 2013

Wawancara Berdasarkan Tujuan


Menurut Jonathan, dilihat dari segi tujuannya, wawancara dapat dibedakan atas: (a) wawancara faktual (the factual interview) (b) wawancara riset pendapat (the opinion research interview) (c) wawancara penegasan kredibilitas narasumber (a well known personality interview). Berikut penjelasannya.

Jumat, 08 November 2013

Definisi Wawancara


Definisi Wawancara

Definisi Wawancara - Wawancara dalam bahasa Inggris disebut Interview yaitu dari kata inter (antara) dan view (pandangan). Makna ini menunjukkan terjadi saling pandang/ kontak antara pewawancara dan yang diwawancarai. Meskipun demikian, saling pandang ini tidak selalu bermakna tatap muka, sebab wawancara telepon tidak memenuhi syarat itu.

Wawancara

Secara umum, wawancara bisa dibagi menjadi dua bentuk:
1. Wawancara langsung
2. Wawancara tidak langsung.

Wawancara langsung merupakan wawancara yang dilakukan dengan tatap muka, baik sendiri maupun berkelompok. Wawancara tidak langsung merupakan wawancara yang dibantu dengan alat (telepon, faks, atau surat). Sedangkan si pewawancara (wartawan atau reporter) tidak mengetahui reaksi narasumber, kecuali suaranya. Mungkin pada masa mendatang. Wawancara secara teleconference makin banyak dilakukan sehingga pewawancara dan yang diwawancarai akan saling melihat atau mengetahui meskipun sebenarnya mereka berada di tempat yang berbeda dan terpisah jauh. Wawancara juga terbagi dua jenis, yaitu wawancara yang dapat diduga merupakan wawancara yang peluang atau kesempatannya sudah diketahui sebelum kegiatan berlangsung dan wawancara yang tidak diduga merupakan wawancara yang dilakukan secara kebetulan dan mendadak.

Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi Komunikasi Massa - Fungsi komunikasi massa menurut Dominik (2001), terdiri dari surveillance (pengawasan), interpretation (penafsiran), lincage (keterkaitan) transmition of values (penyebaran nilai), dan entertainment (hiburan).

Ciri-Ciri Komunikasi Massa

Ciri-ciri komunikasi massa, menurut Elizabeth Noelle Neumann (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) adalah sebagai berikut:
  1. Bersifat tidak langsung, artinya harus melalui media teknis.
  2. Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi.
  3. Bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim.
  4. Mempunyai publik yang secara tersebar.

Kamis, 07 November 2013

Karakteristik Mass Audien

Mass audien, Menurut Charles Wright memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
  1. Large yaitu penerima-penerima pesan komunikasi massa berjumlah banyak, merupakan individu-individu yang tersebar dalam berbagai lokasi;
  2. Heterogen yaitu penerima-penerima pesan komunikasi massa terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, beragam dalam hal pekerjaan, umur, jenis kelamin, agama, etnis, dan sebagainya;
  3. Anonim yaitu anggota-anggota dari mass audien umumnya tidak saling mengenal secara pribadi dengan komunikatornya.

Karakteristik Pesan Komunikasi Massa

Karakteristik pesan-pesan komunikasi massa menurut Charles Wright (1977) sebagai berikut:
  • Publicly. Pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditujukan kepada orang perorang secara eksklusif, melainkan bersifat terbuka, untuk umum atau publik.
  • Rapid. Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audien yang luas dalam waktu yang singkat serta simultan.
  • Transient. Pesan-pesan komunikasi massa untuk memenuhi kebutuhan segera, dikonsumsi sekali pakai dan bukan untuk tujuan yang bersifat permanen. Pada umumnya, pesan-pesan komunikasi massa cenderung dirancang secara timely, supervisial, dan kadang-kadang bersifat sensasional.

Ciri Khusus Lembaga Media Massa


Ciri Khusus Lembaga Media Massa

Ciri-ciri khusus institusi (lembaga) media massa menurut McQuail (1987) sebagai berikut:
  1. Memproduksi dan mendistribusikan pengetahuan dalam wujud informasi, pandangan, dan budaya. Upaya tersebut merupakan respon terhadap kebutuhan sosial kolektif dan permintaan individu.
  2. Menyediakan saluran untuk menghubungkan orang tertentu dengan orang lain: dari pengirim ke penerima, dari anggota audien ke anggota audien lainnya, dari seseorang ke masyarakat dan institusi masyarakat terkait. Semua itu bukan sekedar saluran fisik jaringan komunikasi, melainkan juga merupakan saluran tatacara dan pengetahuan yang menentukan siapakah sebenarnya yang patut atau berkemungkinan untuk mendengar sesuatu dan kepada siapa ia harus mendengarnya.
  3. Media menyelenggarakan sebagian besar kegiatannya dalam lingkungan publik, dan merupakan institusi yang terbuka bagi semua orang untuk peran serta sebagai penerima (atau dalam kondisi tertentu sebagai pengirim). Institusi media juga mewakili kondisi publik, seperti yang tampak bilamana media massa menghadapi masalah yang berkaitan dengan pendapat publik (opini publik) dan ikut berperan membentuknya (bukan masalah pribadi, pandangan ahli, atau penilaian ilmiah).
  4. Partisipasi anggota audien dalam institusi pada hakikatnya bersifat sukarela, tanpa adanya keharusan atau kewajiban sosial. Bahkan lebih bersifat suka rela daripada beberapa institusi lainnya, misalnya pendidikan, agama atau politik. Partisipasi anggota audien lebih mengacu pada mengisi waktu senggang dan santai, bukannya berkenaan dengan pekerjaan dan tugas. Hal tersebut dikaitkan juga dengan ketidakberdayaan formal institusi media: media tidak dapat mengandalkan otoritasnya sendiri dalam masyarakat, serta tidak mempunyai organisasi yang menghubungkan pemeran-serta ”lapisan atas” (produsen pesan) dan pemeran-serta ”lapisan bawah” (audien).
  5. Industri media dikaitkan dengan industri dan pasar karena ketergantungannya pada imbalan kerja, teknologi, dan kebutuhan pembiayaan.
  6. Meskipun institusi media itu sendiri tidak memiliki kekuasaan, namun institusi ini selalu berkaitan dengan kekuasaan negara karena adanya kesinambungan pemakaian media, mekanisme hukum, dan pandangan-pandangan menentukan yang berbeda antara negara yang satu dengan lainnya.

Unsur-Unsur Komunikasi Massa

Unsur-unsur komunikasi dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut ”Who Says What in Which Channel to Whom With What Effect?”
  1. Unsur who (sumber atau komunikator). Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi (institutionalized person). Yang dimaksud dimaksud dengan lembaga dalam hal ini adalah perusahaan surat kabar, stasiun radio, televisi, majalah, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud institutionalized person adalah redaktur surat kabar (sebagai contoh). Melalui tajuk rencana menyatakan pendapatnya dengan fasilitas lembaga. Oleh karena itu, ia memiliki kelebihan dalam suara atau wibawa dibandingkan berbicara tanpa fasilitas lembaga.
  2. Unsur says what (pesan). Pesan-pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau audien yang sangat banyak. Pesan-pesan itu berupa berita, pendapat, lagu, iklan, dan sebagainya.
  3. Unsur in which channel (saluran atau media). Unsur ini menyangkut semua peralatan yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, internet, dan sebagainya.
  4. Unsur to whom (penerima; khalayak; audien). Penerima pesan-pesan komunikasi massa biasa disebut audien atau khalayak. Orang yang membaca surat kabar, mendengarkan radio, menonton televisi, browsing internet merupakan beberapa contoh dari audien.
  5. Unsur with what effect (dampak). Dampak dalam hal ini adalah perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri audien sebagai akibat dari keterpaan pesan-pesan media. David Berlo (dalam Wiryanto, 2005) mengklasifikasikan dampak atau perubahan ini ke dalam tiga kategori, yaitu: perubahan dalam ranah pengetahuan; sikap; dan perilaku nyata. Perubahan ini biasanya berlangsung secara berurutan.
Unsur-Unsur Komunikasi Massa

Definisi Komunikasi Massa

Definisi Komunikasi Massa - Berikut beberapa pendapat para ahli tentang definisi komunikasi massa:
    Definisi Komunikasi massa
  • Bittner (2005: 186) “Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang”.
  • Dominick (1996) mengutarakan bahwa komunikasi massa merupakan sebuah organisasi kompleks yang dengan bantuan dari satu atau lebih mesin membuat dan menyebarkan pesan publik yang ditujukan pada audiens berskala besar serta bersifat heterogen dan tersebar.
  • Meletze (1998) sendiri kemudian memberi definisi dari komunikasi massa dapat diartikan sebagai bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada populasi dari berbagai komunitas yang tersebar.

Komunikasi massa


Komunikasi Masa, mass communication

Komunikasi massa - berasal dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media communication. Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communication atau comm¬¬¬unications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of mass communication. Massa mengandung pengertian orang banyak, mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama, mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama. Berlo (dalam Wiryanto, 2005) mengartikan massa sebagai meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran.

Rabu, 06 November 2013

Hal yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan saat Wawancara

Beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam suatu wawancara

  • Sedapat mungkin hindari menuliskan setiap kata yang dikemukakan. Tulislah hal-hal yang penting saja. Tandailah hal-hal yang menarik kalau ada kutipan yang menarik, misalnya sebuah ungkapan, dengan santun mintalah diulangi kembali. begitu pula pertanyaan-pertanyaan yang penting. Selesai wawancara, agar tidak lupa, langsung lengkapi catatan-catatan yang semula hanya berupa catatan-catatan pendek itu.
  • Setelah mengajukan pertanyaan, bersikaplah tenang dan perlihatkan perhatian penuh terhadap setiap ucapan yang dikemukakan narasumber. Biarkan narasumber menyelesaikan jawaban atas pertanyaan, karena biasanya pertanyaan penting acapkali keluar di bagian akhir.
  • Apabila sumber melompat ke masalah atau pokok pembicaraan yang disukainya tetapi menyimpang dari keinginan sang wartawan, cobalah kembalikan pembicaraan ke pokok masalah.
    Hal yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan saat Wawancara
  • Hindarilah sikap seakan-akan anda memperlihatkan diri lebih mengetahui. Ingat penanya adalah seorang wartawan yang memerlukan bentuannya.
  • Kalau sumber menolak menjawab sebuah pertanyaan ulangi lagi dengan cara lain melalui pertanyaan berikutnya dengan menjelaskan bahwa jawaban itu menjadi penting. Tentunya harus dipoles seakan-akan tidak memberatkan narasumber yang diwawancarai, bahkan sebaliknya.
  • Ketika sampai kepada akhir wawancara, tanyakanlah, apakah narasumber masih mau menambahkan lagi. Hal ini penting untuk menghindari apabila setelah dipublikasikan dia menilai ada kekurangan. Atau baiasanya muncul keterangan menarik karena dirasakannya suasana wawancara cukup menyenangkan dirinya. Padahal tadinya mungkin mencurigakan.
  • Sewaktu akan berpamitan, mintalah kesediaannya menerima telepon kalau seandainya ada hal-hal yang terlupa. Mintalah kartu nama untuk mengetahui ejaan nama yang benar, jabatannya, dan nomor teleponnya. kalau tidak ada kartu nama, mintalah narasumber sendiri menuliskan namanya dalam bentuk catatan anda disertai gelar dan jabatannya serta nomor telepon kantor, telepon rumah, telepon genggamnya.


Bentuk dan Jenis Pertanyaan Lain


  • Bentuk pertanyaan terbuka. Bentuk pertanyaan ini biasanya diajukan untuk mencairkan kebekuan dalam wawancara dan tidak bermaksud untuk mengorek keterangan yang berkaitan dengan topic wawancara. Missal: “wah, bapak rupanya senang berolahraga. Olah raga apa saja yang bapak lakukan secara rutin?”
  • Bentuk pertanyaan langsung. Ketika wawancara berkembang, pertanyaan-pertanyaan dapat menjadi lebih spesifik. Pertanyaan langsung berusaha untuk menemukan sifat atau keadaan suatu topic. Misal: “bagaimana perkembangan tentang masalah anggaran itu pak?”
  • Bentuk pertanyaan tertutup. Pertanyaan-pertanyaan langsung sering kali mendahului suatu pertanyaan tertutup, yang selangkah lagi masuk ke interogasi. Missal: “berapa besar yang dianggarkan untuk dinas perjalanan tahun depan, Pak?”
    Bentuk dan Jenis Pertanyaan
  • Bentuk pertanyaan menyelidik. Pertanyaan ini seringkali mengikuti pertanyaan langsung dan pertanyaan tertutup bahkan lebih spesifik. Missal: “mengapa anda menganggarkan 20% lebih besar untuk perjalanan dinas tahun depan, Pak?”
  • Bentuk pertanyaan bi-polar. Pertanyaan ini diajukan untuk mendapatkan jawaban “ya” atau “tidak” tanpa komentar tambahan. “Apakah anggaran itu akan diumumkan kepada media pukul 9 pagi besok?”
  • Bentuk pertanyaan cermin. Setelah seorang wartawan memperoleh pengalaman, ia belajar menghemat waktu dalam wawancaranya utuk mendapatkan komentar dan jawaban atas butir-butir yang telah dicatat dalam pikirannya tetapi belum direkam. Ini dilakukan dengan menegaskan kembali pertanyaan-pertanyaan terdahulu dan membuat narasumber meninjau kembali secara singkat pertanyaan sebelumnya. Missal: “Jadi, Pak wali, apa yang anda katakana, para pejabat memang perlu lebih banyak melakukan perjalanan dinas di tahun mendatang?”
  • Bentuk pertanyaan hipotetis dan sugestif. Menjelang berakhirnya wawancara, wartawan biasanya bertanya kepada narasumber ubtuk berspekulasi tentang suatu topik atau permasalahan yang sedang hangat.


Bentuk dan Jenis Pertanyaan

Bentuk dan Jenis Pertanyaan
Bentuk dan Jenis-Jenis Pertanyaan - Menurut Semi (1995:43-48), pertanyaan yang diajukan dalam wawancara terdiri atas berikut:
1. Pertanyaan terbuka
Adalah pertanyaan yang menghendaki jawaban yang luas dan bebas. Luas dan bebas artinya penjawab dapat menentukan sendiri bagaimana bentuk jawaban dan sepanjang apa jawaban itu hendak diberikan. Biasanya dengan pertanyaan terbuka ini penjawab lebih santai, tetapi kadang-kadang juga dapat menjawab penjawab kelabakan hendak memulai jawaban dari mana. Bagi penanya, ada keuntungan lain dengan pertanyaan yang menghendaki jawaban bebas ini, yaitu dia dapat mengutip beberapa keterangan penting, yang mungkin dapat diminta penjelasan kembali. Kelemahan pertanyaan ini adalah besar kemungkinan penjawab akan memberikan keterangan yang panjang dan berbelit sehingga bisa menghabiskan waktu dan membosankan. Contoh: Bagaimana rencana kerja saudara setelah ditunjuk menjadi Dirjen Pendidikan Tinggi?
2. Pertanyaan hipotetik terbuka
Pertanyaan hipotetik terbuka hampir sama gayanya dengan pertanyaan terbuka, baik kelemahannya maupun kekuatannya. Yang membedakannya hanya struktur pertanyaan itu sendiri. Pada pertanyaan hipotetik terbuka, penanya dapat membuat pertanyaan lebih luas dengan memberikan beberapa keterangan untuk menyesuaikan dengan situasi wawancara. Contoh: Tadi saudara jelaskan bahwa saudara tidak tahu menahu tentang penyelewengan yang dilakukan oleh bawahan saudara. Sepengetahuan saya, system pengawasan melekat di kantor saudara selama ini sudah ada. Apakah ada hambatan dalam pelaksanaannya?
3. Pertanyaan langsung
Pertanyaan langsung dimaksudkan untuk pertanyaan yang menghendaki jawaban singkat, dan kadang-kadang dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak”. Pertanyaan langsung ini berharga karena dapat langsung mengendalikan penjawab untuk langsung memberikan jawaban singkat. Tetapi kelemahannya, pertanyaan semacam ini hanya mengungkapkan sedikit hal saja. Bagi beberapa penjawab, pertanyaan semacam ini tidak hanya diberikan jawaban singkat, tetapi  diberikan pula beberapa keterangan tambahan. Contoh: Apakah saudara ikut dalam rombongan presiden ke Cina yang baru lalu?
4. Pertanyaan tertutup
Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang membatasi ruang gerak penjawab, bahkan kemungkinan jawaban telah tersedia. Penjawab tinggal menentukan salah satu pilihan jawaban itu. Kekuatan pertanyaan semacam ini, jawaban mudah difahami, dapat menghemat waktu. Kelemahannya pertanyaan semacam ini akan menjadi gangguan bila pilihan jawaban yang telah disediakan tidak ada yang disukai oleh penjawab, sehingga dia terpaksa memberikan keterangan di luar jawaban yang telah disediakan. Contoh: Bagaimana ukuran perusahaan yang sedang anda pimpin sekarang, perusahaan besar, menengah, atau kecil?
5. Pertanyaan beban
Pertanyaan beban adalah pertanyaan yang menimbulkan beban berat bagi penjawab disebabkan tidak ada jawaban yang benar, tetapi menuntut jawaban emosional. Pertanyaan beban semacam ini jarang digunakan karena akan menimbulkan beban emosional kepada penanya dan penjawab. Contoh: kalau bendungan raksasa yang direncanakan itu gagal, apakah anda akan mengundurkan diri dari Dirjen Pengairan?
6. Pertanyaan terpimpin
Pertanyaan terpimpin merupakan pertanyaan yang diikuti dengan arahan jawaban. Pertanyaan terpimpin merupakan pertanyaan yang sangat membantu dalam mengetahui sampai sejauh mana penjawab setuju dengan pendapat atau pandangan penanya yang diajukan sebelumnya. Contoh: Saya melihat di daerah ini banyak sekali industri kecil yang mempunyai semangat kerja yang tinggi. Bagaimana dan dalam bentuk apa anda dapat memberikan bentuan kepada mereka?
7. Pertanyaan orang ketiga
Maksud pertanyaan orang ketiga ini adalah isi pertanyaan yang diajukan seolah-olah merupakan pertanyaan yang datang dari orang ketiga dan jawabannya pun sepertinya utuk orang ketiga. Gaya pertanyaan semacam ini dibuat agar penanya terlepas dari rasa terganggu secara emosional sehingga perlu dialihkan seolah-olah yang bertanya itu bukan dia. Contoh: Beberapaa pemimpin mahasiswa menginginkan adanya kebebasan berbicara di kampus ini. Menurut mereka, selama anda menjadi pembantu rector bidang kemahasiswaan, kebebasan berbicara itu banyak dikekang. Tanggapan anda?

Demikian tentang Bentuk dan Jenis Pertanyaan, bentuk dan jenis pertanyaan lainnya disini

Wawancara Efektif

Wawancara Efektif - Upaya meningkatkan diri secara terus menerus dalam hal kemampuan mewawancarai harus senantiasa dilakukan oleh seorang reporter. Bahkan hal ini merupakan sesuatu yang mutlak jika ingin mencapai jenjang karir yang baik dalam jurnalistik. Dibawah ini ada beberapa saran dari sejumlah wartawan senior agar wawancara anda efektif dan produktif yang dihasilkan dari wawancara itu lebih baik:
  1. Usahakanlah agar wawancara berlangsung 30 menit lebih lama dari yang direncanakan, sehingga dalam waktu yang lebih itu bisa muncul hal-hal yang memperkuat isi wawancara.
    Wawancara Efektif
  2. Jangan biarkan narasumber menunggu, datanglah tepat waktu.
  3. Usahakan menyusun dulu pertanyaan dalam buku catatan anda untuk berjaga-jaga kalau-kalau anda mati langkah dalam bertanya, terutama menyangkut pertanyaan pokok, yang bisa menjadi sesuatu yang penting bagi narasumber. Berilah tanda untuk pertanyaan yang sudah dijawab.
  4. Usahakan posisi duduk tidak berjarak terlampau jauh, untuk menciptakan suasana yang lebih akrab. Kalau narasumber adalah seorang eksekutif top di sebuah perusahaan, usahakan wawancara dilakukan di luar kantornya untuk menghindari gangguan-gangguan yang bisa merusak suasana. Carilah tempat yang disukainya.
  5. Usahakan agar anda selalu membawa alat tulis cadangan. Begitu pula buku catatannya. Hal ini selain untuk mencegah terjadinya gangguan ketika sedang melakukan wawancara gara-gara kehabisan tinta atau kehabisan kertas, tetapi juga untuk memperlihatkan bahwa anda seorang profesional. Tulislah hari, tanggal dan jam serta tempat dilakukannya wawancara. Seandainya narasumber didampingi asistennya atau rekannya ketika diwawancarai, catatlah nama dan nomor telepon orang itu untuk berjaga-jaga kalau-kalau suatu ketika diperlukan.
  6. Mulailah wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan ringan untuk sekedar pemanasan atau warming-up dan untuk menciptakan rasa percaya pada diri narasumber. Jangan dulu mengeluarkan buku catatan, apalagi alat perekam. Ciptakan dulu suasana yang menyenangkan. Mintalah izin, apakah tidak berkeberatan apabila direkam isi percakapan anda berdua dengan alasan agar tidak salah kutip atau demi akurasi.